Self Talk

November 07, 2022

 


 

Setelah lama hiatus dari dunia blog. Beberapa bulan terakhir ini, aku masih berada pada fase adaptasi yang rupanya sedikit menyita waktu sebagai seorang pekerja di perusahan asing. Ketika sedang di kantor, aku kerap memikirkan beberapa hal yang ingin ku tuliskan, yang telah lama berpendar di benak ku. Mencuri-curi waktu, di sela-sela waktu kerja, mengumpulkan jurnal, artikel dan beberapa tulisan-tulisan yang aku anggap relate dengan topik yang ingin aku bahas kali ini. 

 

Sebenarnya telah lama, aku ingin menulis, apapun itu yang terlintas di kepala, dengan tujuan agar tak ada yang luput, sebagaimana hasrat untuk mengabadikannya dalam tulisan yang memoar tentang kehidupan ku. Seperti pada tahun-tahun sebelumnya, menulis setiap hari merupakan terapi terbaik sepanjang masa yang pernah aku ketahui. 

 

Aku teringat, pada beberapa waktu lalu, tentang aku yang suka berbicara pada diri sendiri, alias ngomong sendiri, hal ini kerap ku lakukan saat mengendarai sepeda motor, membereskan kamar dan aktivitas yang melibatkan diri sendiri dalam menyelesaikan misi tersebut. Namun, walaupun ini merupakan komunikasi satu arah namun, tak luput dari tujuannya yakni, mencari solusi, melampiaskan rasa ketidakpuasaan terhadap sesuatu atau hal-hal yang ingin aku komunikasikan dengan orang lain tetapi, memerlukan opini yang berdasar sehingga aku perlu mengatur retorika dan logika yang lebih baik namun tetap sederhana dan berterima. 

 

Sejak kecil beberapa stigma liar yang berkembang di lingkungan tempat aku bertumbuh, yaitu orang yang suka berbicara tanpa lawan bicara adalah orang gila, terlepas dari apapun alasannya. Aku, ketika mengetahui hal tersebut, tidak menyatakan diri sepakat ataupun tidak. Aku masih belum memahami sejauh apa seseorang bisa di katakan tidak waras, dan seperti apa orang waras yang utuh. 

***

Ketika mulai beranjak remaja, aku membaca beberapa buku yang memuat tentang “Self Talk” ingatan ku kembali pada kebiasaanku dan hal ini berdasar. Aku kerap melakukan monolog karena, ada hal yang sedang ingin ku bicarakan dengan diri ku sendiri dan seni meyakinkan diri sendiri. Hanya dengan “Self Talk”.

 

Pada suatu hari aku kembali membaca tulisan yang memvalidasi hal tersebut, sebagai keadaan yang normal, Ketua Umum Ikatan Psikolog Klinis (IPK) Indonesia, Dr Indria Laksmi Gamayanti M.Si.,Psikolog mengatakan, sebenarnya berbicara dengan diri sendiri itu bisa disebut dengan internal dialogue (dialog internal). Dialog internal atau sering disebut juga dengan monolog internal, yakni mengacu pada 'suara di dalam kepala Anda' atau 'suara batin'. Melansir Healthline, monolog internal adalah hasil dari mekanisme otak tertentu yang menyebabkan Anda 'mendengar' diri Anda berbicara di kepala Anda tanpa benar-benar berbicara dan membentuk suara. "Memang hal ini ada dan sebagian orang mungkin mengalaminya, tetapi banyak juga yang belum kita ketahui tentang dialog internal ini ya. Masih terus penelitiannya," kata Indria dalam peluncuran buku 'Panduan Pertolongan Pertama Kesehatan Jiwa Indonesia', Sabtu (6/11/2021).

 

Monolog internal atau dialog internal dianggap sebagai pelepasan yang wajar dari sejenis sinyal di otak sampai tingkat tertentu. Sehingga, seolah kita mendengar sesuatu yang terucapkan walaupun itu adalah diri kita sendiri yang mengucapkannya dari dalam hati. 

 

Dengan berbicara pada diri sendiri, kita dapat berfikir bijaksana dan teratur. Hal ini juga membantukita dalam mengingat hal-hal yang perlu kita fikirkan dan kerjakan setiap hari.  Selain itu, berbicara dengan diri sendiri juga bermanfaat pada kesehatan mental. Katakanlah jika kita tengah mengalami masalah atau stres, berbicara pada diri justru dapat menolong kita berfikir lebih bijaksana. Apalagi jika hal yang dibicarakan pada diri sendiri adalah perkataan yang positif. Berbicara pada diri sendiri dengan penuh kepedulian juga membantu kita untuk merasa lebih tenang. Kita dapat mencoba untuk berbicara pada diri sendiri di masa yang sulit seperti ketika mengambil keputusan, menghadapi masa sulit dalam pekerjaan, dan sebagainya. Alangkah lebih baik lagi jika kita membiasakan diri untuk berbicara pada diri sendiri dalam aktivitas sehari-hari misalnya untuk mengingatkan diri sendiri untuk tugas-tugas yang perlu dikerjakan, atau juga berbicara tentang hal-hal simpel yang terjadi di hari itu. Utamakan untuk membicarakan hal-hal yang positif dibandingkan dengan hal-hal negatif yang dapat mengubah atau menyabotase pikiran.


Ketika berbicara dengan diri sendiri menjadi suatu hal yang membantu kita dalam mengambil keputusan, berb
icara pada diri sendiri ternyata memiliki banyak manfaat. Seorang pekerja sosial klinis dan psikoterapis, Lisa Ferentz kerap menggunakan cara ini ketika membantu kliennya mengembangkan pandangan positif tentang diri mereka dan tentang masa depan. 

 

"Penting untuk berbicara kepada diri kita sendiri, karena monolog batin itu menginformasikan dengan cara yang halus kepada pikiran, emosi, dan pilihan untuk menentukan sikap kita selanjutnya," katanya seperti dikutip dari Reader's Digest.

 

Pada beberapa keadaan, ketika merasa gagal dan salah, aku kerap menghakimi diri sendiri, menyalahkan dan terus berfikiran negative akan hal yang tidak dapat ku selesaikan dengan baik. 

Sederhananya, jika terus-menerus berfikir kritis, menghakimi, atau berfikiran negatif. Hal ini akan membuatmu sulit menghadapi segala sesuatunya dengan sikap positif.

 

Sebuah penelitian dari University of Lethbridge menemukan bahwa, siswa yang diajari cara terlibat dalam pembicaraan diri positif dan negatif mampu mengubah perspektif, sikap, dan reaksi mereka. Selain itu, bicara pada diri sendiri adalah salah satu tanda bahwa kamu sebenarnya lebih pintar dari yang kamu sadari.

 

Ferentz juga menyarankan untuk membisikkan apa yang ada dalam pikiran dan perasaan saat kita sedang berada dalam kondisi terintimidasi, terancam atau tengah menghadapi kejadian yang luar biasa.

 

"Ketika kita membisikan hal positif pada diri kita sendiri, itu memberi kita sedikit lebih banyak kekuatan dan keberanian sehingga kita dapat menghadapi skenario yang menantang," katanya. 

 

Nah, jika kamu termasuk orang yang sering bicara pada diri sendiri, jangan khawatir. Hal tersebut wajar, semua orang pasti pernah melakukannya, termasuk diriku. Hehe

***

 

"Sering Bicara dengan Diri Sendiri, Apakah Pertanda Mengidap Gangguan Jiwa?", Klik untuk baca: https://www.kompas.com/sains/read/2021/11/11/193000823/sering-bicara-dengan-diri-sendiri-apakah-pertanda-mengidap-gangguan-jiwa-?page=all.

"Apakah Bicara Sendiri Tanda Gangguan Mental? Faktanya...", Klik selengkapnya di sini: https://lifestyle.bisnis.com/read/20190911/106/1147087/apakah-bicara-sendiri-tanda-gangguan-mental-faktanya

Detik Health, "Sering Bicara Sendiri? Selamat, Para Ahli Menyebutnya Ciri Orang Positif" selengkapnya https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-4661693/sering-bicara-sendiri-selamat-para-ahli-menyebutnya-ciri-orang-positif.

DetikHealth, "Sering Bicara Sendiri? Selamat, Para Ahli Menyebutnya Ciri Orang Positif" selengkapnya https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-4661693/sering-bicara-sendiri-selamat-para-ahli-menyebutnya-ciri-orang-positif.

 

 

 

 


You Might Also Like

0 comments

Google+

Like us on Facebook

Popular Posts