Ada Apa di Hari Selasa?
Maret 02, 2022 Selasa- Kali ini tidak hanya awan pekat
yang benar-benar bertandang memberi atmosfir berbeda pada sore hari, terlebih
ketika kayuhan sepeda telah membawa kami ke depan galeri Atm BNI jalan
Brawiyaja, hujan pun kerap turun dengan derasnya. Kami pun bergegas menuju
beranda galeri Atm BNI dengan tergesa-gesa. Aku melihat matahari yang
menampakkan diri pada saat adzan ashar di kumandangkan namun, secepat kilat
hilang ketika usai sholat ashar di dirikan. Ia memang datang, secepat ia pergi.
***
Hari
ini, aku dan Alivy sepakat untuk menepati janji terhadap anak-anak. Di hari
terakhir ini, tepatnya hari selasa, kami akan memberikan sedikit buah tangan
bagi mereka dengan tantangan kuis yang mana me-re call ingatan mereka atas apa yang telah di pelajari pada dua
hari sebelumnya.
Tanpa
lupa untuk mempersiapkan buah tangan yang telah di rencanakan, aku dan ALivy
pun kembali mengayuh sepeda setelah merasa hujan benar-benar reda dan takkan
membasahi pakaian yang kami kenakan. Ketika telah mendekati RANSEBA, aku merasa
sedikit lebih letih, entah apa penyebabnya, ALivy pun merasakan hal yang sama,
berbeda seperti hari kemarin. Namun, kami percaya dengan bertemu anak-anak,
semua letih ini akan terhempas seketika. Sepeda pun kembali di pacu hingga
memasuki halaman rumah lansia.
Ketika
memasuki lorong menuju rumah lansia, aku dan Alivy mendapati anak-anak yang
tengah menanti kehadiran kami di tengah rintik hujan, dengan senyuman yang
mengembang, tepuk tangan dan berujung pada pelukan dan saliman (cium tangan)
yang selalu di lakukan anak-anak secara rutin, dimana kebiasaan ini telah lama
di pupuk sejak orang tua mereka mengenalkan budaya cium tangan orang yang lebih
tua, seperti orang tua, guru, paman, bibi, kakak dan orang yang memiliki selisih
usia lebih dari mereka.
Ketika
merasa telah memarkir sepeda dengan baik, aku dan Alivy di ikuti anak-anak
menuju Musholah tempat kami melangsungkan proses belajar bersama. Ketika
memasuki ruang Musholah, ku dapati anak-anak yang tengah bersiap dengan buku
dan pensil di hadapan mereka. Senyuman dan sorak gembira kerap memenuhi ruangan
yang tak terlalu besar namun, kaya akan kehangatan di dalamnya. Tempat yang
kelak akan selalu ku rindukan. Dimana tempat ini bukti sejarah bahwa, aku
pernah begitu bahagia, hingga luka rasa sakit pun luka karena, senyuman tulus
dari anak-anak, bahagia yang terlukis di wajah mereka, yang begitu mudah aku
tertular.
Kelas
di mulai dengan doa yang khusyuk, semua anak mengikuti arahan untuk berdoa
sesuai agama dan keyakinan masing-masing. Mengingat tidak semua anak merupakan
muslim, oleh karena itu, doa kami kembalikan kepada setiap anak. Kelas di mulai
dengan beberapa pertanyaan akan aneka kosa kata yang telah di pelajari selama
dua hari sebelumnya. Mereka pun tak sabar untuk menanti kuis. “Miss, ayo mulai,
kuisnya” dengan wajah sumringah Zaki mengutarakan keinginannya.
Setelah
menuliskan beberapa kosa kata yang akan di review,
aku pun meminta anak-anak untuk membaca bersama, yang akan di pandu oleh
Alivy. Anak-anak pun bersemangat dengan sorak yang lagi-lagi ramai dengan
celoteh yang khas aksen Jawa, pun terselip kata-kata yang menggunakan bahasa
Jawa, karena terkesan sering menggunakan kat tersebut tanpa tahu arti
sesungguhnya dalam bahasa Indonesia. Ini sedikit menyulitkan bagi anak-anak
yang belum bisa membaca pun belum bersekolah. Pengenalan bahasa Indonesia baku,
masih minim karena, hanya di dapat dari lingkungan sekitar tidak secara masif,
seperti mereka yang telah menyam pendidikan di bangku sekolah.
Beberapa
kali, kosat kata yang telah ku tulis di papan, kemudian di baca bersama-sama,
setelah merasa cukup, aku mulai menghapus bagian yang berbahasa inggris, dan
meningglakan bahasa Indonesia dari kosa kata tersebut. Anak-anak semakin
bersemangat, kami meminta untuk menjawab pertanyaan dari kosa kata yang masih
terpampang di papan tulis dengan giliran yang akan di tunjuk oleh Alivy,
terlihat beberapa wajah yang memancarkan jiwa kompetisi. Listi dan Clarista
terlihat tak sabar menunggu gilirannya. Beberapa kali kedua anak ini mulai
mengacungkan tangan tanpa di minta, hehe. Kami pun bingung menanggapi satu
persatu anak yang mulai berebutan menjawab kuis.
Ketika
merasa semua anak telah mendapat giliran yang sama untuk menjawab kuis, kami
pun mencoba untuk memberikan kuis sesuai kemampuan mereka. Beberapa anak yang
tidak dapat menjawab kuis, akan di alihkan pada kosa kata yang terlihat mampu
untuk di dapat. Semua ini bertujuan, agar semua anak meraih peluang yang sama
dalam kemampuan menjawab, terlebih kami merencanakan untuk masing-masing anak,
meraih dua buah tangan dari hasil kuis. Agar semua bisa kebagian hasil yang
sama, kami meminta untuk masing-masing anak dapat menjawab dua kali kuis.
Hasil
yang sangat memuaskan, semua anak mendapatkan peluang yang sama, dengan menjawab
dua kali kuis untuk masing-masing anak. Hal ini tentu membahagiakan bagi kami
dan anak-anak. Senyuman yang terus bersinar dari wajah yang merasa lebih baik
dengan hasil kuis, pun merasa ia memiliki kemampuan yang baik dalam hal belajar
bahasa Inggris. Tidak ada yang lebih membahagiakan, dari melihat sneyuman dan
kemampuan mereka untuk terus menumbuhkan semangat belajar.
Ketika
waktu menunjukkan pukul 17:35 WIB, kami pun mengakhiri kelas. Hari ini kami
sedikit lebih terlambat akibat hujan, dan kami memilih untuk berteduh, untuk
menghindari hujan. Aku yang menyukai hujan, sekalipun akan berteduh ketika
turun hujan. Tak ada rasa yang benar-benar akan kita dekap tanpa jeda. Ada
saatnya kita akan mendekap, melerai dan ikhlas. Semua punya masanya. Aku yang tak
pernah tahu, sampai kapan bisa menatap senyuman tulus nan meneduhkan hati dari
wajah anak-anak ini, hanya bisa berharap dapat memberikan hal-hal berguna untuk
mereka di masa depan, dan abadi dalam karya pun ingatan mereka.
Setiap
hari selasa kami sepakat untuk rutin melakukan evaluasi, atau review materi di
hari-hari sebelumnya. Hal tersebut akan kami lakukan hingga akhir. Mengingat
ketika hari selasa adalah hari terakhir, untuk kembali bertemu di hari sabtu.
Rupanya hari selasa memanglah waktu yang tepat untuk mengevaluasi pelajaran
sebelumnya.
Pare, 02 Februari 2022
0 comments