Lagi-lagi Tentang Standar

November 17, 2023



Untuk hidup di planet yang bernama bumi ini, rasanya kamu perlu berada pada standar-standar tertentu yang di buat oleh masyarakat sekitar untuk mendapatkan validasi atau penilaian tertentu dari mereka terhadap diri kamu. Sejak kecil aku telah berada di lingkungan yang memiliki standar tertentu yang erat kaitannya dengan aspek penilaian baik, buruk dan pintar, bodohnya seseorang. Apakah kamu sering menemui lingkungan seperti ini? Aku rasa setiap dari kita pasti pernah hidup di tengah-tengah keadaan seperti ini tanpa kita sadari. 

*** 

 

Sejak kecil, aku sudah di beri dogma akan standar-standar tertentu untuk mendapatkan validasi dan nilai tertentu, hingga akhirnya aku tumbuh menjadi sosok yang ambius untuk meraih segala bentuk validasi yang bernilai positif dan di sebut “baik” di tengah masyarakat kita. Hal ini awalnya aku menganggap normal dan hidup adalah tentang kompetisi, aku pun mengalir bersama harapan-harapan orang tua akan hal tersebut. 

 

Didikan orang tua yang terkesan pragmatis dan moderat, pertumbuhan ku kaku, dan enggan menerima orang lain yang berbeda dengan ku, aku pun tak menyadari secara langsung, sikap ku sering menyakiti perasaan orang-orang terdekatku. Teman? Mungkin untuk anak usia belia  pasti senang bila mendapatkan banyak teman, namun aku menyibakkan tirai-tirai untuk anak seusia ku saat itu. Teman bukan suatu hal yang penting, tapi bagaimana kamu bisa terus mendapatkan validasi dengan cara mengejar standar-standar yang telah ada di tengah situasi kamu.

 

Aku tumbuh tanpa sadar hal ini berbahaya kelak ketika dewasa bisa menjadi riuh di dalam kepala ku. Orang tua ku tak pernah memahami tentang bagaimana mengajarkan ku menerima kelemahan dan kekurangan ku, mereka hanya pernah peduli tentang bagaimana aku harus giat dan tekun belajar, mengejar prestasi dan menduduki standar-standar yang di sebut “anak baik”. 

 

Kehidupan di bangku perguruan tinggi telah membawa ku jauh melangkah, mengejar segala ambisi dan validasi, lantas untuk memahami kelemahan dan kekurangan ku, aku masih rapuh, mudah ke-trigger dengan hal-hal yang tidak sejalan dengan prinsip ku, dan selalu ingin bisa mengintervesi hal-hal di luar kendaliku dengan maksud ingin berbuat yang benar tanpa kesalahan. Untuk menerima kesalahan? Tidak pernah bisa berdamai dengan hal ini, tentu saja aku akan mengutuk diri ku sendiri karena ceroboh dan lalai, bertekad untuk menghindari kesalahan semakin tinggi, dan semakin tinggi juga kekhawatiran yang kerap menyergapku. Jika kesalahan kembali terjadi, aku akan semakin murka dan merasa hilang semua value yang pernah aku dapatkan akibat kesalahan tersebut. Hingga akhirnya aku menemukan beberapa hal dari keluhan ku dalam beberapa artikel yang tak pernah ku hafal lamanya.

 

Ada beberapa hal yang harus ku perhatikan, namun rasanya sedikit lebih sulit dengan hidup yang ritmenya tak pernah menentu karena, aku yang tak pernah di ajari berdamai dengan keadaan dan hal-hal yang berada di luar kita, pada akhirnya ini lebih sulit untuk di tata kembali, nethink? Tidak usah di ragukan, itu bagaikan makan sehari-hari. Capek dengan asumsi sendiri? Tentu saja, sebelum fisik yang lelah, mental dan hati sudah jauh letih dan lunglai.

 

Functional fixedness (keterpakuan fungsional)

 

Adalah pengertian dari seseorang yang memiliki sebuah anggapan bahwa fungsi dan kegunaan suatu objek atau benda mempunyai kecenderungan yang stabil dan menetap sepanjang waktu. Atau bisa disebut sebagai seseorang yang hanya melihat benda seperti yang dibuat oleh penciptanya. Jadi, individu yang memiliki mental seperti ini akan cenderung tidak mau melihat peluang lain dan justru malah terpaku dengan satu hal.

 

Mental set (keajegan mental)

Adalah kecenderungan seseorang untuk tetap mempertahankan suatu aktivitas yabg berhubungan dengan fungsi mental dimana hal tersebut telah dilakukan secara berulang-ulang namun tetap berhasil menyelesaikan sebuah masalah walaupun dalam situasi berbeda.

 

Perceptual added frame (pemahaman bingkai persepsual)

Adalah keadaan tanpa sadar seseorang yang saat menghadapi masalahg dihadp melihat dirinya dikelilingi oleh masalah yang dihadapinya. Padahal, sebenarnya bingakai itu tidak ada atau tersamar sehingga akan membatasi gerak langkah seseorang untuk mencari jalan keluar bagi masalahnya.

 

End the end, aku menemukan hal-hal di bawah ini, yang membuatku struggle untuk memahami situasi ku. Entah bagaimana, keadaan telah menarik-narik untuk tetap waras, bekerja dan meminta ku untuk tetap kuat dalam mengendalikan emosi ku, perlakukan orang yang berbeda dengan ku secara baik dan tetap menghormati hal-hal yang berbeda dengan ku.

 

Berikut ini terdapat beberapa cara yang bisa dipakai untuk menyelesaikan masalah ditinjau dari segi psikologi, antara lain:

1. Sadar Akan Masalah

Langkah pertama seseoramg dalam menyelesaikan sebuah masalah adalah dengan menyadari akan adanya permasalahan yang terjadi. Seseorang harus sadar bahwa ia sedang dihadapkan pada suatu masalah yang membutuhkan sebuah solusi. Dengan begitu, seseorang akan merasa memiliki sebuah kesulitan yng harus segera diselesaikan dengan baik.

2. Paham Akan Masalah

Setelah menyadari bahwa seseorang tersebut sedang menghadapi masalah, maka hal yang tak kalah pentingnya adalah memahami kemudian menjabarkan masalah yang terjadi. Pemahaman akan masalah ini memerlukan adanya diagnosis pada suatu kejadian. Kita perlu sekali untuk memfokuskan seluruh perhatian kita terhadap masalah yang dihadapi. Jadi, seseorang sangat membutuhkan informasi yang banyak agar dapat memahami masalah secara utuh.

3. Ketahui Penyebab Masalah

Tidak ada asap tanpa api, tidak ada masalah tanpa penyebab. Hal inilah yang sekiranya harus dijadikan sebuah acuan bahwa setiap masalah terjadi karena adanya penyebab yang memicunya. Setelah kita menyadari dan memahami benar akan masalah tersebut, hal yang perlu kita perhatika selanjutnya adalah mengetahui secara mendalam apa penyebab munculnya masalah tersebut. Dengan mengenali masalah, kita akan lebih mudah memecahkan sebuah masalah.

4. Mulai Sederhanakan Masalah

Bukan tidak mungkin, bahwa yang membuat masalah menjadi rumit dan tak kunjung reda adalah dari dalam diri kita sendiri. Tak jarang kita sering membuat diri kita terpuruk sendiri pada suatu keputusasaan. Masalah bisa menjadi semakin kompleks dan rumit akibat dari persepsi yang ternyata dibangun dari kita sendiri. Misalnya saja, kita terlalu terputuk dan menangisi berlebihan tentang permasalahan yang sedang kita hadapi. Maka dari itu, hal yang paling bijak adalah segera sederhanakan masalah kita dengan begitu sederhana pula solusi yang akan kita dapat.

5. Fokus Pada Solusi

Hindari untuk berfokus terus-menerus terhadap masalah kita karena sikap ini malah akan membuat kita terlalu ‘manja’ dan sibuk mengasihi diri sendiri. Menyadari masalah yang sedang kita hadapi memang penting, akan tetapi terlalu berfokus pada masalah yang dihadapi juga tidak baik. Bagi fokusmu terhadap upaya untuk mencari solusi berupa tindakan nyata untuk menyelesaikan permasalahan yang sedang kamu hadapi.

6. Kenali Kemungkinan Penyelesaian

Setelah kamu fokus akan solusi penyelesaian masalah yang sedang dihadapi, langkah selanjutnya adalah mengenali dan mengklasifikasikan beberapa kemungkinan akan sebuah bentuk kemungkinan penyelesaian suatu masalah. Kamu bisa membuat daftar atau tabel untuk mengkategorikan beberapa kemungkinan solusi untuk menyelesaikan masalahmu.

7. Menemukan Strategi Penyelesaiannya

Setelah mengetahui beberapa kemungkinan solusi untuk menyelesaikan sebuah masalah tersebut, maka segera menemukan strategi penyelesaiannya, startegi yang baik diperlukan untuk menyelesaikan amasalh secara bijak. Dalam fase ini, seseorang sudah paham betul akan situasi masalah dan penyelesaian yang efektif dalam menghadapi masalah.

8. Tinjau Kemungkinan Implementasi Pemecahannya

Setelah keputusan final kita ambil, maka periksa serta evaluasi lagi pilihan tersebut. Perhatikan dan pertimbangkan bentuk implementasinya. Apakah memang benar solusi tersebut rasional dan logis? Jika iya lanjutkan dengan tahapan berikutnya.

9. Jangan Mengeluh Berlebihan

Sikap mengeluh hanya akan mendoktin otak untuk menganggap bahwa suatu permasalahan itu semakin rumit, kompleks, sulit dan tidak mudah untuk diselesaikan. Ini bukan sikap psikologis yang baik, maka dari itu ganti keluhanmu dengan tindakan yang lebih nyara.

10. Segera Ambil Tindakan

Seberapa paham pun kamu terhadap suatu masalah, seberapa fokus pun kamu dalam mencari solusinya, dan seberapa hebat pun kamu dalam mengatur strategi sebuah penyelesaian masalah, tanpa adanya tindakan yang nyata adalah sia-sia. Tidak akan ada perubahan yang dapat kamu ambil jika kamu tidak melakukan tindakan apapun.

11. Atur Emosi

Pola pikir seseoang dengan emosi yang dihasilkan adalah dua hubungan yang saling berkaitan. Pengaturan kecerdasan emosional dalam psikologi yang baik akan berpengaruh kepada pengembangan pola pikir yang baik juga, begitupun sebaliknya. Ketika seseorang tidak mampu menegendalikan emosinya maka dia tidak dapat berpikir jernih sehingga dia juga akan sulit menyelesaikan masalah yang dihadapi.

12. Berpikir Logis

Setelah kamu bisa mengendalikan emosimu, maka hal yang tidak kalah pentingnya adalah selalu berusaha untuk berpikir secara logis dan rasional. Berpikir secara logis akan mempengaruhi pola pikir yang kamu miliki. Ketika seseorang berpikir positif dan logis, maka hal-hal yang dia lakukan juga berpositif khususnya dalam penyelesaian masalah.

13. Bersikap Proporsional

Bersikap proporsional berarti kita terkukung oleh pikiran atau hal-hal yang bersifat negatif yang dapat mempengaruhi kejiwaan seseorang. Manusia hanya dapat berfikir jernih dan baikketika dalam keadaan yang rileks dan nyaman. Seringkali, individu akan cenderung stress, marah atau sedih ketika menghadapi masalah yang terjadi. Hal ini malah akan membuatnya sulit untuk menyelesaikan masalahnya.

Demikian beberapa cara menyelesaikan masalah menurut psikologi. Agaknya masalah bukanlah sesuatu yang harus kamu terlalu takuti karena tidak ada masalah tanpa solusi. Dan ini juga bisa dijadikan sebagai salah satu tahap yang harus kamu lalui untuk proses pendewasaan diri.

 

Jika salah satu di antara kalian merasa terperangkap pada keadaan masa lalu yang memberi supply pertumbuhan mental dan mindset mu seperti ku, kamu bisa berbagi, di kolom komentar di bawah ini. 

You Might Also Like

0 comments

Google+

Like us on Facebook

Popular Posts