Menyapa Agustus di Kastela

Agustus 08, 2022

  

dok pribadi Eka

Hari ini, tepatnya 7 bulan yang lalu, tempat yang selalu ku sambangi setiap minggunya. Suasananya masih sama, rindangnya pepohonan, aroma laut, kicauan burung dan tawa yang gurih dari setiap wajah yang hadir di tempat ini. Tempat yang selalu membawa atmosfir kedamaian, kenyamanan serta tentram yang akan berkuasa sepenuhnya, di dalam jiwa.

 

Hari ini, aku tidak datang sendirian, melainkan bersama seorang teman lama, kebetulan ia sedang berada di kota Ternate untuk sementara waktu, ia pun mengutarakan keinginannya untuk berbagi dan belajar bersama anak-anak di Pustaka Pantai Kastela. Ketika aku tiba dari pulau Jawa, ia pun segera mengirim pesan dan meminta ku bersamanya berkunjung dan belajar bersama di Pustaka Pantai Kastela. Dua pekan sebelumnya aku absen, akibat dua agenda yang tidak memungkinkan untuk bisa membersamai teman-teman di Kastela pada akhir pekan.

 

Hari ini, merupakan hari yang sedikit mengundang haru, setelah 7 bulan lamanya, aku memendam rindu yang karam di Kastela. Tanpa pertemuan, terus merawat rindu yang begitu bertambah tanpa tahu pasti kapan akan luruh bersama pertemuan yang dinantikan. Entah berapa banyak tulisan demi tulisan yang di dalamnya merupakan kisah-kisah yang hendak ku abadikan, aku selalu berharap kisah akan terus abadi, dan setiap kita akan menyimpannya di dalam kepala, sesekali berkunjunglah ke sana di tempat yang bernama ‘’kota Kenangan”.

 

*** 

 

Pukul 05:30 WIT aku terbangun, dengan rasa kantuk yang masih mengusai diri, aku pun melirik smartphoneyang berada di sampingku, ku ketukkan jari pada layarnya yang terlihat hitam, ternyata sekarang masih terlalu pagi untuk bersiap. Karena, hari ini aku belum bisa melaksanakan ibadah sholat subuh, aku pun kembali terlelap dengan sedikit perasaan tak bersalah. Ketika terbangun untuk kali kedua, aku pun sontak terkaget ketika menatap layar smartphone yang ternyata telah pukul 08:35 WIT. Aku pun bersiap sembari mengirim pesan sebelum memilih ke kamar mandi. 

 

Ketika sibuk mempersiapkan baju dan isi tas yang meliputi; dompet, powerbanktissue basah, kering dan lain-lain, si Abang alias teman yang hendak pergi ke Kastela bersama ku membalas pesan ku, ia pun tengah bersiap-siap, dengan di susul pembagian live maps, aku pun dengan mudah memantau perjalanannya, menuju ke tempatku. 

 

Beberapa waktu berlalu, aku dan Abang melaju dengan sepeda motor menuju ke arah selatan kota Ternate, yakni ke kelurahan Kastela. Ketika memasuki area Pantai Kastela, kami melewati sebuah tempat wisata, yang mana ada sebuah pos yang mewajibkan setiap pengunjung membayar uang masuk ke tempat tersebut, yah walaupun tujuanku bukan ke tempat wisata namun, ke area seberang di Pustaka Pantai Kastela, aku dengan patuh dan tak banyak bicara membayar uang masuk yang telah di tentukan. 

 

*** 

 

Dari kejauhan, aku melihat dua orang perempuan yang duduk di bangku yang biasa di gunakan untuk brifing para relawan dan orang-orang yang mengunjungi Dodoku Dive Center. Dua sosok perempuan yang sangat ku kenali, seorang yang sibuk menatap layar leptopnya yakni, Kak Sakinah, di sampingnya seorang perempuan anggun, dengan perawakan manis dan murah senyum, yaitu Miss Tika. Hingga sekarang, aku menyapanya dengan sebutan Miss, karena dahulu ia adalah tutor ku di tempat kursus Bahasa Inggris. 

 

Ketika Langkah kaki membawa ku menuju ke arah Kak Sakinah dan Miss Tika, mereka pun menyambutku dengan girang dan penuh senyum, kami pun berjabat tangan dan berpelukan. Yah, ini salah satu ritual perempuan yang mengekspresikan bentuk kasih terhadap sesama perempuan. Si Abang pun mulai berkenalan dengan kedua perempuan cantik ini. Tak berselang lama, aku dan Abang menuju ke arah Pustaka Pantai Kastela, dimana anak-anak berkumpul, belajar dan bermain, bersama dua relawan yang begitu istiqomah, sejak awal Pustaka Pantai Kastela di buka. Sahrul salah satu relawan yang merupakan sosok yang penuh kasih dan cinta terhadap anak-anak Pustaka Pantai Kastela, hal ini di ekspresikan dalam bentuk loyalitas dengan kehadirannya yang begitu konsisten setiap minggu membersamai anak-anak, belajar dan bermain bersama mereka, hingga kegiatan Pustaka Pantai Kastela berakhir. Ada Nia, sosok perempuan cantik yang baik hati, ia merupakan salah seorang pemuda kelurahan Kastela, yang mana pernah hadir pada awal pembentukan Pantai Kastela bersama salah satu temannya yang juga berasal dari Kastela, namun berhalangan hadir pada hari ini. Ketika aku dan Abang berjalan ke arah tempat anak-anak berkumpul, aku berpapasan dengan Kak Iin yang juga merupakan relawan yang begitu ramah dan akrab dengan anak-anak, yang baru saja belajar bersama anak-anak, aku dan Kak Iin pun saling bersalaman dan berpelukan meluapkan rasa rindu yang sama lamanya dengan rindu akan tempat ini dan seisinya.

 

Ketika aku menyapa Sahrul, Nia dan beberapa anak yang dahulu pernah bersama di tempat ini, mereka pun sontak kaget dan girang menyambutku. Beberapa anak bertanya-tanya, mengapa selama ini, aku tak lagi hadir setiap hari minggu? Selama ini aku kemana? Aku pun menjawab dengan sederhana agar dapat di terima dengan baik oleh anak-anak. “Kak Nia, kemarin itu sedang belajar di Jawa, jadi tidak bisa kesini setiap hari minggu, karena jauh” mereka pun kembali bertanya, “Kak Nia belajar apa di Jawa?” aku pun kembali menjawab, “Kak Nia, belajar Bahasa Mandarin”. Mereka pun tersenyum sambil berseru “Wah, Bahasa Mandarin, ajari kami dong”dengan tawa yang terurai begitu saja, tanpa di buat-buat, ini juga salah satu hal yang membuat ku merindukan kehadiran mereka, ketika beberapa kali si Sahrul mengirim potret mereka melalui Instagram dan WhatsApp.

 

Si Abang pun tanpa rasa canggung, mulai berbaur dengan mereka, melihat ruang, dimana mereka sedang khusyuk mencari beberapa nama kota di hadapan globe (bola dunia), Abang pun tak mau kalah, dan mulai tenggelam bersama mereka, dalam pencarian-pencarian nama kota. Aku bersama beberapa anak mulai membaca bersama, dan menjelaskan beberapa cerita yang di kisahkan dalam buku bacaan anak. Sahrul seperti biasa, mengajari beberapa anak membaca dan dilanjutkan dengan menggambar bersama, dengan teknik menggambar yang telah di persiapkan, agar mereka dapat menghasilkan gambar yang sama dan terarah, dengan sudut pandang yang berbeda. 


                                    Dok pribadi Nia


Tanpa ku sadari, si Abang bersama-sama dengan beberapa anak, telah belajar Bahasa Inggris, dengan kelihaian Abang dalam sastra Inggris, ia pun mulai berbagi dengan anak-anak. Beberapa anak begitu antusias dan bersemangat belajar Bahasa Inggris. Aku pun di buat kaget ketika si abang mulai mengajari mereka mengucapkan “apa kabar?” dalam Bahasa Mandarin dan meminta mereka berseru ke arah ku, tanpa rasa takut dan ragu, mereka pun berseru “Ni hao Kak Nia?” aku pun tersenyum dan membalasa “Wo hen hao, ni ne?’’ mereka pun girang, lantas bertanya ke Abang, apa yang harus mereka jawab? Hehe. 

 

Ketika kami sedang belajar, tanpa ku sadari, ada sekelompok orang yang di tugaskan membuat film tentang Pustaka Pantai Kastela, oleh Dinas Perpustakaan Kota. Si Sahrul memberitahukan bahwa, tadi pagi pak Maulana memberi tahu, akan ada take film pada hari ini. Mereka pun bekerja dan kami pun tetap tenggelam dalam aktivitas kami, karena mereka mengambil video aktivitas kami, sehingga kami harus bersikap seolah mereka tak ada.

 

                            


Beberapa anak mulai bertanya pada si Sahrul dan Nia, kapan mereka akan mulai menonton film? Aku pun teringat kata-kata kak Iin barusan, mereka hari ini ada agenda nonton film. Ternyata waktu telah menunjukkan pukul 11 lebih WIT, mungkin takkan cukup untuk di gunakan menonton film dengan durasi film yang ternyata dua jam lebih. Nia pun menjelaskan hal tersebut pada anak-anak, mereka pun kemudian setuju. Untuk sesi nonoton film bersama akan di adakan pada pekan depan. Beberapa wajah mulai manggut-manggut, dan beberapa lainnya bertekuk. Aku pun menghampiri mereka, dan mulai bercerita tentang hari ini yang begitu terasa lebih cepat, dan waktu yang banyak tersita hingga tak dapat di gunakan untuk menonton bersama, namun pada pekan depan, kita akan dapat menomano tanpa waktu yang terpotong lagi seperti saat ini. Mereka pun meminta ku berjanji untuk hadir dan nonton film bersama mereka. Aku pun mulai melempar senyum sembari membuat janji bersama mereka. Akhirnya mereka pun kembali tersenyum dan menanti pekan depan, dengan rasa yang tak lagi tenang.

 

Abang dan beberapa anak pun mengakhiri kelas Bahasa inggris, kami pun mengakhiri aktivitas ketika waktu telah menunjukkan pukul 12 lebih. Seluruh aktivitas di akhiri dan kami pun mulai membereskan setumpuk buku yang di gelar, poster yang di pajang, kertas-kertas putih yang telah di gambar dan di warnai oleh anak-anak, matras yang lucu dan beberapa peralatan menulis. Sahrul bersama anak-anak mulai membereskan bagian depan. Aku, Abang dan beberapa anak mulai mengumpul dan menata matras serta beberapa peralatan menulis. Aku bersama anak-anak serta Abang dan Sahrul mulai membawa barang-barang tersebut ke lantai satu bangunan Dodoku Dive Center. 

 

Terik Mentari siang ini, semakin meninggi. Udara panas yang terasa lebih sejuk di tepi pantai, rindangnya pepohonan membuat kami ingin terlelap di bawah terpaan angin yang begitu ramah. Aku dan Abang menyusuri jalanan menuju ke area parkir motor melalui bibir pantai. Siang ini benar-benar mengobati banyak keresahan dan rindu. Selalu ada nestapa yang hanya bisa di tuntaskan di tempat sederhana namun, penuh kedamaian ini. 





 

Kastela, 07 Agustus 2022

 

 

 

 

You Might Also Like

0 comments

Google+

Like us on Facebook

Popular Posts