Hari-hari Baru

Februari 27, 2022

image source: pinterest

            Menjalani hari-hari baru, setelah menanggalkan gelar Mahasiswa, memanglah terkesan random. Beberapa orang menjalani dengan rencana yang tengah di persiapkan sebelum melangkah keluar dari kampus atau, almamater tercintanya. Namun tak jarang yang tengah kalang kabut, ketika ia menyadari bahwa, dirinya tengah menanggalkan gelar tersebut dengan begitu cepat, atau ketika ia sebenarnya masih ingin menjadi seorang Mahasiswa karena, belum pernah terlintas apa yang akan di lakukan, jika ia bukan lagi seorang mahasiswa.

***

            Aku yang sejak duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP), memiliki road map akan kehidupan yang akan berlangsung di masa depan, menjadi kompas untuk ku kelak di masa depan, dengan bermodalkan niat, keinginan, perjuangan dan doa, ambisi ku tengah memburu di setiap hari ku. Aku selalu percaya, semua orang memiliki proses dengan caranya tersendiri untuk meraih apa yang menjadi mimpinya. Begitu pun dengan ku, sebagai perempuan yang memiliki mimpi, yang membawa ku ke tempat ini, jauh dari keseharian yang begitu amat ku gemari di pulau kecil yang selalu menjadi alasan untuk tersenyum, Ternate.

            Kini, aaktivitas yang tengah berubah pun berbeda dari kehidupan ku pada masa-masa menempuh pendidikan S1, menjadikan ku sedikit mengalami proses yang tak begitu baik dalam penerimaan, atau adaptasi ini. Suasana ruang belajar yang berbeda, teman-teman yang jauh berbeda dengan sebelumnya, pemikiran yang tak lagi bisa ku tebak dari orang-orang sekitar, mungkin inilah saat untuk lebih mengenal diri sendiri, pun dunia yang telah ku bangun, sejak dulu.

            Mungkin suasa ini, tak pernah ku inginkan sebelumnya, pun tak pernah terlintas pada kepala ku. Menerima, pun berdamai dengan keadaan merupakan suatu hal yang tak mudah, bukan berarti tidak bisa kan? Kita memanglah sebaik-sebaik orang yang harus menerima konsekuensi dari jalan yang kita pilih, baik tidaknya keadaan yang menghampiri, kitalah yang wajib bertanggung jawab atas hal tersebut. Hal tersebut yang tengah ku alami saat ini. Aku tak berhak untuk menyalahkan siapapun, seburuk apapun mereka versi ku, mereka hanyalah bagian dari proses yang di titipkan Tuhan, untuk ku. Tanpa mereka, aku mungkin tak pernah tahu, seburuk apa orang-orang yang bersikap baik untuk mendapat pengakuan, namun tak sebaik itu jauh di dalam diri mereka. Kesabaran, mungkin Tuhan ku tahu bahwa, aku sedikit tidak sabaran, seperti itulah ujian yang tengah bertandang. Memang seperti itu bukan? Kita akan selalu di uji dengan hal-hal yang tidak kita sepekati.

***

            Dua bulan telah berlalu, seluruh hal yang ku lewati tengah membuat ku tersenyum, sebelum akhirnya membuat ku menangis, pun menyisakkan luka. Luka memang tak selalu datang dari hal-hal yang terlihat buruk. Tak banyak luka yang terbungkus senyuman, pun aman yang ternyata palsu.

            Banyak hal yang membentuk kita, yang mana di dapatkan dari setiap perjalanan yang kita pilih. Tak jarang, aku bertemu banyak orang dengan membawa pelajaran yang berbeda-beda. Tanpa mengalami proses baik dan tidaknya, kita takkan pernah bisa untuk lebih bijak menentukan arah. Sifatnya manusia memanglah seperti itu, perlu patah berulang kali untuk kemudian bangkit dan menjadi lebih bijak menentukan arah.

            Tak ada yang lebih menyenangkan dari menjaga isi kepala, agar tetap waras, melakukan hal-hal yang membuat kita tetap merasa baik-baik saja.

 

Pare, 24 Februari 2022

You Might Also Like

0 comments

Google+

Like us on Facebook

Popular Posts