Malam Senin yang Ribet
Agustus 04, 2021
TERNATE- Sejak menginjakkan kaki di
tanah leluhur ini, segala sudut kota nya selalu mengagumkan, terutama ketika
menatap terbenamnya matahari di ufuk barat, sebuah pemandangan yang begitu
memukau, memikat setiap mata dan tak pernah menjemukkan. Pada jalan sisi yang
berdampingan dengan laut, menambah kesan berbeda dan nilai keindahan yang
paling sempurna. Kota yang tak besar namun memiliki banyak hal baik yang mampu
membuat setiap insan jatuh cinta.
Minggu, 01 Agustus 2021, ketika pagi menjemput siang, aku
tengah mempersiapkan beberapa hal, untuk kelanjutan ujian skripsi ku, beberapa
saat kemudian, seorang teman yang juga memiliki ketertarikan terhadap reptil
dan merupakan anggota komunitas Maluku
Reptile Community (MRC), mengirim pesan singkat berupa ajakan membawa pet di Landmark, salah satu taman kota
yang digemari penduduk kota dan menjadi pilihan bersantai di pagi dan sore
hari. Aku pun segera menyelesaikan beberapa hal yang perlu ku kerjakan, agar
dapat datang tepat waktu membawa Nana(nama pet
milikku) pada sore hari nanti sesuai waktu yang kami sepakati.
***
Ketika tiba pada tempat yang kami
pilih, dengan perjanjian bersama dua orang teman kami yang juga akan membawa
masing-masing pet mereka pada sore
ini pukul 16:00 WIT, ternyata belum kunjung datang, beberapa saat kemudian, aku
sudah bersama dua orang teman ku, sedang salah satu teman kami yang biasa di
sapa Mas Ded ini belum datang juga, entah apa yang membuatnya terlambat namun,
ia rupanya akan tetap menepati janjinya untuk datang, tapi tidak tepat waktu.
Setelah bertiga, banyak hal yang
kami bahas, tentunya terkait reptil dan sebangsanya, sembari menunggu Mas Ded
ini. Aku dan kak Ano membawa pet kami
yang sama jenisnya yakni Kadal lidah biru, sedang mas Dio membawa pet lucu nya
yaitu BP(Ball Phython) jenis ular
yang banyak digemari oleh pecinta reptil karena, bentuknya yang lucu dan
panjangnya yang maksimal hanya kisaran 1,2 m-1,5 m rupanya yang molek, yang
sering kami lingkari di tangan, menambah nuansa uniknya si BP ini.
Ketika adzan maghrib selesai
dikumandangkan, mas Dio pun bergegas pulang dengan membawa pet nya kembali. Aku, kak Ano dan Wilda masih tetap berada di
lokasi Landmark berbincang-bincang, sembari menunggu mas Ded yang katanya
sedang menuju tempat ini. Hari pun telah berubah gelap, pertanda jarum jam
telah melaju.
***
Dari kejauhan, aku menangkap sosok
lelaki dengan menggunakan kaos berlengan panjang berwarna oranje dilengkapi
dengan celana gunung berwana hitam panjang, monukular yang tergantung di sisi
kiri bahunya, sebuah totebag yang
terlihat berat karena isinya yang terlampau banyak, air mukanya terlihat betapa
ia di buat lelah oleh keadaan, di paksa serius dan terus bekerja oleh waktu.
Dengan sedikit emosi yang tertinggal, kami pun menceramahi nya dengan beberapa
kata-kata yang tak terlalu serius juga karena, melihat kondisinya, hati kami pun
terketuk menjadi kasihan dan ingin tertawa.
Kedatangannya tak hanya membawa
alasan kenapa ia bisa terlambat namun, ia menceritakan betapa ia amat sangat
kesal akibat rekan-rekan kerjanya yang begitu menyebalkan pada hari ini. Sungguh,
ia pun dibuat lelah fisik pun mental, sekompleks itu beban emosinya pada hari
ini, sehingga hari minggu menjadi tak ramah padanya. Tanpa banyak drama yang
berkelanjutan, ia pun meneguk minuman dan makan biskuit yang tersedia di tempat
kami duduk, memang ini hal yang lumrah, emosi dan marah-marah memanglah
menghabiskan energi dan membuat lapar, hehe.
***
Di tengah perbincangan kami,
tiba-tiba mas Ded pun menginterupsi dan menyampaikan bahwa, ia sedang ada janji
mau mengambil Kadal lidah biru dan Soa-soa layar, dua reptile yang akan
diberikan oleh seorang teman kami yaitu, kak Masita namanya. Ia pun bergegas
pergi namun ia perlu meminjam sepeda motor ku dan box pet kak Ano, dengan wajah
penuh kebingungan dan mas Ded yang terlihat hendak buru-buru, ia pun
menjelaskan rencananya dengan kak Masita dengan setengah napas yang tak
beraturan serta wajah bingung yang membuat kami ingin melepas tawa yang
tertahan. Ia pun menjelaskan, ia hendak meminjam box pet karena, box yang
hendak yang isi dengan soa-soa layar dan Kadal ini berada di kelurahan
Koloncucu, sehingga ia butuh box untuk tempat sementara bagi Soa-soa layar yang
hendak ia ambil ini, dan motornya agar sulit jika harus di pakai membawa 2 box
ini, motor yang ia bawa adalah jenis Verza dilengkapi kopling yang tentu saja
menyulitkannya. Dengan pikiran yang sedikit bingung, aku pun menyerahkan kunci
motor dan kak Ano menyerahkan box
petnya tanpa berkata-kata.
Kami pun menunggu mas Ded hampir dua
jam lamanya, entah apa yang terjadi lagi pada mas Ded, kami setia menunggunya
kembali beserta cerita-ceritanya yang pasti emosi dan gelak tawa bercampur
menjadi satu kesatuan yang utuh. Saat menanti mas Ded, kami memantau perjalanan
pengambilan dua reptil di rumah kak Masita ini melalui cerita instagram.
Setelah satu jam berlalu barulah ada cerita instagram yang ditampilkan pada
instagram kk Masita, pertanda mas Ded baru akan kembali melanjutkan perjalanan.
Setelah tiba di Landmark, ternyata
aku mendapati beberapa ocehan mas Ded yang dialamatkan padaku atau pada sepeda
motor ku, tentang rem motor ku yang tak ramah padanya. Aku pun bingung
bagaimana bisa seperti itu, setahu ku rem motornya sedang baik-baik saja.
Setelah di pusingkan selanjutnya oleh box tamabahan dari mas Ded ini, kami pun
mulai bingung mengsiasati pengangkutan box
berisi reptile ini untuk di antarkan ke café milik mas Ded, tempat dimana ia
menaruh aneka reptil nya. Dengan sedikit rasa dahaga, lapar dan pusing yang
menyambar, kami pun memutuskan untuk segera berjalan menuju tempat parkir dan
akan kembali di diskusikan di area parkiran agar mempercepat perjalanan.
Ketika tiba di area parkir, dengan
tiga motor dan jumlah kami empat orang ini, kemudia memikirkan pembagian empat
box dengan ukuran yang berbeda-beda ini. Akhirnya, aku pun membawa box pet yang
paling besar di bonceng oleh mas Ded dengan motor nya, box pet ku di bawa oleh
kak Ano beserta box pet nya, sepeda motor ku dan satu box pet kecil di bawa
oleh Wilda. Setelah menimang berat box yang ku bawa, dan dirasa cukup aman, aku
pun memutuskan membawanya, kami pun bergegas melaju menuju café yang berada di
keluarahan jati metro.
Setiba di café, aku pun melakukan
pengecekan pada isi box yang kami bawa ini, ternyata warna kulit ketiga kadal
ini sungguh mirip, berasa kembar mereka tapi, beda ukuran hehe. Disamping itu,
aku melihat Soa-soa layak yang telah lebih tenang, mungkin ini efek telah di treat sehingga telah memiliki rasa aman
terhadap sentuhan manusia yang dirasa bukan sebagai ancaman, Kadal yang baru
saja diambil oleh mas Ded, rupanya masih membutuhkan treat dan trust sehingga
masih terkesan agresif.
Sejatinya, setiap reptil yang menjadi
reptile atau hewan peliharaan yang kami sayangi, memiliki nilai tersendiri di
mata kami, bukan sekedar reptil tapi, lebih dari itu, dengan rasa cinta dan
berujung pada rasa ingin memiliki, ini bukanlah hal biasa, mendekap lebih dekat
dalam balutan kasih sayang dan memilih tinggal bersama dan merawatnya, takkan
ada yang bisa memahami hal itu selain mereka yang benar-benar mencintai reptil
juga.
1 comments
Casino Review 2021
BalasHapusThe online 파라오바카라 casino offers many different 아 샤벳 games, such as roulette, blackjack, 배당사이트 a free 포커 게임 다운 bonus for players in Canada, 바카라검증사이트 and the best casino bonus.