Akhir Menuju Alumni
Desember 08, 2021
Saat ini cuaca sedang tidak
baik-baik saja, hujan sejak semalam belum juga reda, beberapa tempat telah
mengalami genangan air yang cukup luas dan belum juga surut, aku yang terbangun
lebih dulu dari alarm yang telah ku atur. Mungkin ini adalah salah satu efek
dari jiwa yang sedang mengalami nervous akibat hendak menyandang gelar alumni,
nanti di saat usai mengikuti prosesi wisudah.
***
Hari ini aku tak sendirian, di
samping kiri hadir Ibu ku, dengan wajah yang tersenyum kagum dan rasa lega yang
kian menyelimuti wajahnya, aku pun turut senang, pada akhirnya aku dapat
menyelesaikan amanah ini, dengan waktu yang tepat. Ibu Nampak bangga melihatku,
menyandang gelar CUMLAUDE, ketika aku juga dinobatkan sebagai salah satu
lulusan terbaik Universitas Muhammadiyah Maluku Utara.
Di perayaan euphoria hari yang sakral ini, dimana bayangan Ayah kembali
berputar-putar di dalam ingatan ku, seandainya Ayah masih ada, ia pasti sangat
bangga akan pencapaian ini. Ayah yang merupakan guru yang begitu bijak,
mengajari tanpa memaksa, apalagi memukul, ia merupakan sahabat diskusi paling
logis dan tak lekang dari sifat bijaksana, sebagai Pegawai Negri Sipil (PNS)
yang berasal dari Sekolah Pendidikan Guru (SPG), Ayah sangat memahami
psikologis anak, termasuk aku, sebagai putri kecilnya.
Pada akhirnya, aku selalu
membayangkan kehadiran sosok ayah, di tengah-tengah Aula kampus ini. Namun,
kini Ibu telah hadir laksana orang tua yang bertutur kata yang karsa tentang
bagaimana rasa bangga dan cinta terhadap putri kecilnya. Aku pun mengikuti
prosesi wisudah dengan khidmat, sambil sesekali menatap wajah Ibu yang berada di samping kiri
tempat duduk ku.
***
Banyak hal yang ingin ku lakukan
semasa kuliah, banyak buku yang hendak ku lahap setiap bulannya namun, tak
jarang banyak yang terlewatkan akibat aktivitas yang datang secara mendadak.
Pada akhirnya banyak list tulisan yang terabaikan, buku-buku yang masih
bersegel akhirnya hanya menjadi pajangan, waktu luang yang sering ku gunakan
untuk membaca, beberapa terlewatkan dengan merayakan tidur secara berlama-lama
akibat stres yang menggandrungi ku,
Aku tak pernah lupa, bahwa pada saat
aku menyusun proposal dan skripsi, ketika rasa jenuh mulai bertandang, aku pun
akhirnya berbelok arah membuka lembar kerja baru pada MS-Word dan menulis beberapa aktivitas dan luapan
perasaan. Hingga kini, aku percaya bahwa, menulis merupakan terapi terbaik
untuk ku, dan memang ampuh untuk ku.
Aku bertrimakasih pada Tuhan,
semesta dan semua support sistem yang selalu mendukung terapi terbaik tak
berbayar ini, termasuk beberapa kerabatku menikmati setiap tulisan-tulisan ku
yang terbit pada blog pribadi ku. Blog pribadi ini, memanglah hanya di
peruntukkan bagi tulisan-tulisan yang ingin ku bagi untuk dapat di baca oleh
semua orang yang berkunjung, dan aku berharap para pembaca pun dapat berbagi
kisah mereka, dengan menuliskannya di kolom komentar.
***
Sejak awal menjadi mahasiswa, aku
memang terkesan aktif pada beberapa kompetisi mahasiswa tahunan yakni, Proposal
Kreatifitas Mahasiswa (PKM) bidang Gagasan Futuristik Konstruktif (GFK), mengikuti
Pemilihan Mahasiswa Berprestasi (Pilmapres) hingga lomba debat Bahasa Inggris
antar prodi tingkat Universitas, Kompetisi Debat Konstitusi yang
diselenggarakan oleh OMBUDSMAN Maluku Utara hingga masuk top eight, meraih
juara 2 pada lomba Video Promosi Kesehatan pada ajang kompetisi Mahasiswa kampus
Muhammadiyah se-Indonesia, menjadi finalis pada kompetisi Global Youth
Indonesia (GYI) mewakili Maluku Utara hingga mewakili kampus ku dan Indonesia
pada Summer Course di National Taipei University of Nursing and Health Sciences
di Taipei, Taiwan. Aku senang mengikuti berbagai kompetisi yang terkesan
menantang, beberapa opini mulai ku layangkan pada beberapa media di Maluku
Utara, mengikuti Karate di perguruan Shotokai Malut, hingga bergabung pada
beberapa komunitas salah satunya Maluku Reptile Community (MRC), tak lupa pula,
aku berproses pada salah satu organisasi intra kampus yakni, Ikatan Mahasiswa
Muhammadiyah (IMM) tahun 2018 dan di susul UKM Jurnalistik pada akhir tahun
2018.
Aku hanya ingin melakukan hal-hal
yang ku suka selama aku bisa, terutama ketika menjadi mahasiswa, dimana aku memiliki kesempatan untuk mencoba
segala hal yang ingin ku lakukan. Aku menjadi salah satu anak manusia yang
merasa rugi bila tidak melakukan apapun, alias tidak berkarya semasa muda.
Olehnya itu, aku ingin membuat sejarah, bahwa ketika muda atau kuliah, aku
telah menorehkan karya yang dapat abadi, ketika usia ku tak abadi di makan
zaman.
***
Telah banyak proses dan dinamika
yang terlewati, mulai dari yang hanya menggores bahkan hingga yang melukai dan
meradang. Dari hal-hal tersebut aku paham, perkara proses , tidaklah mudah dan
menuai seleksi alam, mereka yang tak mampu bertahan dan memilih jalan untuk
menyerah akan kalah oleh keadaan, sedang mereka yang terjatuh berulang kali,
bangun dan pada akhirnya akhirnya menjadi bebal akan menjadi pemenang dan dapat
melalui proses tersebut dengan senyum manis hingga lupa bagaimana rasanya
sakit.
Walaupun telah banyak yang ku lalui,
ku lakukan, namun masih saja tersisa beberapa penyelesalan akan waktu luang
yang terbuang sia-sia. Inilah salah satu kelamahan manusia, rasa lelah yang di
selimuti rasa malas, kita tak dapat melakukan semua hal yang tumbuh dalam
ekspektasi kita.
Semoga, kini aku dapat terus
melakukan hal yang dibarengi dengan hobi ku, membaca dan terus menulis hal-hal
berkesan yang tak luput di makan waktu, mengabadikan setiap momen penting dan
menuliskannya. Seperti kata Pramodya Ananta Toer, menulis merupakan kerja
abadi, aku percaya bahwa, aku ingin mengabadikan segala kisah ku di dalam
tulisan yang ku tulis sendiri.
0 comments